Nur Rahmadi Taufik

Nur Rahmadi Taufik (23), petugas pintu utama Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIa Palangkaraya, hanya bisa tertunduk malu saat diperiksa penyidik Polda Kalimantan Tengah, Selasa (18/1/2010). Dia terancam bergabung dengan tahanan yang dijaganya di balik jeruji besi.

Polisi menangkap sipir tersebut di rumah dinasnya, di belakang rutan di Jalan Tjilik Riwut km 5 Kelurahan Bukit Tunggal Kecamatan Jekan Raya, Senin (17/1/2011) pukul 17.00 WIB. Dia diduga mengedarkan sabu kepada tahanan.

Penangkapan tersangka kontan mengejutkan rekan kerjanya. "Yang saya tahu selama ini dia disiplin dalam bekerja," ujar Joko, salah satu teman Nur Rahmadi.

Taufik yang memiliki seorang istri dan dua anak diperiksa penyidik Direktorat Reserse Kriminal Narkoba sejak Senin malam. Saat ditanya wartawan, dia sama sekali tidak mau menjawab.

Menurut Kepala Bidang Humas Polda Kalteng AKBP Terr Pratiknyo, Taufik ditangkap karena memiliki sabu sebanyak 55 gram. Barang haram itu dibagi dalam 14 bungkus. Sepuluh paket besar sabu yang dilapisi lakban hitam dengan berat kotor sekitar 37,92 gram dan empat paket kecil dengan berat sekitar 0,8 gram.

"Kami menemukan 10 paket besar sabu di rumahnya dan empat paket kecil di jok sepeda motornya," kata Terr.

Polisi juga menemukan satu bong (alat pengisap), satu botol berisi alkohol, dua pipet kaca, satu korek api gas, satu potongan pipet plastik, satu timbangan digital, satu handphone, serta uang Rp 6,8 juta yang duga hasil penjualan sabu. Sebuah sepeda motor tersangka turut disita.

Menurut Terr, penangkapan Taufik diawali dari informasi masyarakat. Selanjutnya polisi mengembangkan laporan itu.

Berdasarkan pengakuan tersangka, sabu diedarkan kepada tahanan. "Taufik diduga bekerja sama dengan seorang tahanan untuk memasarkan sabu. Saat ini petugas kami melakukan pencarian tersangka lain di dalam rutan," katanya. Demikian catatan online Komunitas Blogger Indonesia tentang Nur Rahmadi Taufik.