Dinas Pendidikan (Dindik)

Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Surabaya optimistis pada 2012 target komposisi 60% sekolah menengah kejuruan (SMK) dan 40% sekolah menengah atas (SMA) tercapai. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah siswa yang masuk ke sekolah yang mencetak tenaga terampil ini. Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan (Kabid Dikmenjur) Dindik Kota Surabaya Ruddy Winarko mengatakan, pada 2010 komposisi SMK dan SMA masih jauh dari target.Untuk SMK masih 53% dan SMA sebesar 47%.

Namun sejak pertama kali SMK dikampanyekan pada 2006, peminat di sekolah ini terus beranjak naik. Pada 2008 jumlah siswa SMK mencapai 6.000, sedangkan siswa SMA sekitar 13.000. Pada 2009 jumlah siswa yang masuk ke SMK naik menjadi 8.000. Sebaliknya, siswa SMA turun dari 13.000 menjadi 9.000. Pada 2010 jumlah siswa SMK kembali naik tajam menjadi 12.000. Justru siswa SMA makin turun dengan jumlah siswa sebanyak 8.000.

”Target pemerintah pada 2014 kan komposisi SMK-SMA adalah 60%:40%.Namun, saya yakin 2012 target itu sudah tercapai,”tegasnya. Mantan Kepala SMKN 1 Surabaya ini mengungkapkan, tingginya animo siswa untuk menempuh pendidikan di SMK tak lepas dari gencarnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah. Selain itu, Dindik Kota Surabaya telah berulang kali pula menggelar kegiatan pameran hasil karya siswa SMK. Pameran ini rupanya cukup menarik minat masyarakat. Sebab, dari pameran itu masyarakat menjadi tahu bahwa siswa SMK mampu berkreasi. Di samping itu, peluang kerja bagi mereka pun terbuka lebar. Data Dindik Kota Surabaya menunjukkan, jumlah SMK di Surabaya mencapai 98 SMK. Sebanyak 11 di antaranya sekolah negeri dan sisanya adalah sekolah swasta.

“Pada 2011 ini kami berencana menggelar pameran yang tidak hanya SMK, tapi juga melibatkan SMA. Pameran ini diharapkan dapat menunjukkan wajah pendidikan di Surabaya,”bebernya. Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur Zainuddin Maliki mengatakan, untuk membangun SMK yang bermutu, perlu biaya besar.Biayai satu SMK yang bermutu sama dengan biaya tiga sekolah SMA. Besarnya biaya itu untuk praktik di laboratorium, lapangan, dan peralatan penunjang praktik.“Industri manufaktur kita belum berkembang.Ini menunjukkan SMK juga belum berkembang,” ungkapnya.

Rektor Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Surabaya ini mengungkapkan, di Singapura industri manufaktur cukup mendominasi, bahkan sampai ekspor ke luar negeri. Ini tidak lepas dari mutu SMK. Manufaktur ini banyak didorong oleh industri kreatif. Sementara industri kreatif ini berawal dari SMK. “SMK yang berorientasi pada industri kreatif inilah yang masih belum ada. Demikian catatan online Komunitas Blogger Indonesia tentang Dinas Pendidikan (Dindik).

0 komentar:

 
Copyright © 2012 Blogger Info All rights reserved Mas Hari Daftar Isi
Sepeda Motor Injeksi Irit Harga Terbaik Cuma Honda Promo Member Alfamart Minimarket Lokal Terbaik Indonesia