Bergelimang harta

Bergelimang harta tak sepenuhnya membuat seseorang merasa senang dan puas. Malah, berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat akan terasa lebih bermakna. Alasan itulah yang mendorong H Herman Deru terjun ke kancah politik dan mengantarkannya duduk sebagai Bupati OKU Timur. Gaya bicaranya yang lugas dan komunikatif membuat siapa saja yang menjadi lawan bicaranya akan terkesima.

Darah pemimpin yang mengalir dari ayahandanya,H Hamzah (alm),yang dulunya memangku jabatan sebagai pesirah, tergambar jelas dalam tindak tanduk Herman Deru. Lalu, bagaimana cerita di balik keseharian Deru? Obsesi apa lagi yang masih ingin dicapainya di tengah berbagai kesuksesan yang kini telah diraih? Berikut petikan wawancara reporter Seputar Indonesia (SINDO) Dadang Dinata dengan Bupati OKU Timur H Herman Deru.

Bapak dikenal sebagai bupati yang muda energik dan sukses. Tentu kesibukan Bapak sangat luar biasa.Sebenarnya, bagaimana keseharian Bapak?

Alhamdulillah,jika saya dinilai sebagai bupati yang dikenal energik,sebenarnya semua itu tidak terlepas dari kebiasaan saya yang selalu menjalin silaturahmi dengan siapa pun.Selain itu,orang mengenal saya karena keberhasilan-keberhasilan daerah ini. Ada satu hal yang saya selalu syukuri,yaitu bisa membagi waktu kapan saya harus menjalankan tugas,kapan saya dengan keluarga,serta kapan saya harus bersama masyarakat.Terus terang mungkin yang membedakan saya dengan orang lain,kegemaran saya bersilaturahmi. Jika tidak didatangi,saya yang mendatangi.Setiap hari sedikitnya 14 undangan harus saya hadiri,baik di OKU Timur maupun di luar OKU Timur.Demikian silaturahmi dengan masyarakat saya lakukan,bukan hanya dengan masyarakat OKU Timur, melainkan juga dari luar OKU Timur.Tujuannya tak lain mempererat silaturahmi.

Memanfaatkan waktu libur biasanya diisi dengan kegiatan apa?

Saya libur tidak seperti pegawai biasa,yaitu tiap Minggu. Meski dijadwalkan libur, terkadang Minggu saya tidak libur.Karena waktu luang yang ada saya manfaatkan untuk bekerja paling tidak untuk menemui masyarakat. Saya patut bersyukur karena selama ini istri dan keempat anak saya tidak pernah protes. Bahkan,mereka sangat mendukung kegiatan yang saya lakukan,selama itu berguna dan bermanfaat bagi masyarakat. Karena saya pikir kualitas pertemuan dengan keluarga itu lebih penting daripada kuantitasnya. Jadi,meskipun waktu bertemu keluarga itu sangat sempit,jika dimanfaatkan untuk hal-hal yang berguna,akan lebih baik. Keseharian sebenarnya sama dengan orang kebanyakan.Di rumah saya sebagai kepala keluarga dan saya harus mendidik anak-anak saya agar lebih baik lagi dan berguna bagi orang banyak.

Saat berkumpul bersama keluarga,kan anak Bapak juga telah sukses menjadi anggota DPD RI.Apa saja yang dibicarakan dengan Percha? Apakah masih membahas masalah pekerjaan atau masalah pribadi, bagaimana layaknya anak dan orang tua?

Jika tengah ngobrol dengan Percha,yang kami bicarakan sekarang ini kebanyakan masalah pekerjaan dan politik. Dari sisi pendidikan,Percha sudah S-2 dan kariernya pun sudah masuk tingkat nasional. Jadi,jika saya bicara dengan Percha sekarang,sudah seperti sahabat. Apa pun kami bicarakan, asalkan itu sifatnya baik. Bahkan,persoalan pribadi pun Percha terbuka kepada saya sebagai papanya.Saya dan istri selalu bersyukur karena Percha dan adik-adiknya sangat santun kepada orang tua. Anak-anak kami didik untuk selalu memiliki kepedulian kepada siapa pun. Bahkan,dalam bergaul pun, mereka tidak kami halangi. Silakan,asalkan pergaulan itu masih sesuai norma,baik norma agama maupun kemasyarakatan.

Apa resep Bapak dalam mendidik anak sehingga menjadi sukses di tingkat nasional dengan menjadi anggota DPD RI?

Sebenarnya tidak ada yang istimewa.Metode saya dan istri dalam mendidik anak mungkin sama dengan orang tua lainnya.Namun,ada satu resep yang saya lakukan di rumah,yaitu kehidupan demokrasi. Dengan gaya demokrasi yang saya terapkan di rumah, anak-anak menjadi nyaman.anak-anak terbuka kepada kami sebagai orang tuanya. Mereka juga tidak canggung menyampaikan apa yang menjadi pikiran mereka kepada kita.Namun,demokrasi yang saya lakukan di rumah lebih pada edukasi.

Saya ajarkan anak-anak untuk lebih berhasil secara religi sehingga dapat dijadikan pagar. Namun,ada satu hal yang saya ingatkan,di luar mereka harus bisa bergaul dengan siapa pun, lintas agama,lintas suku,jangan memilih-milih untuk bergaul. Tapi,lagi-lagi pergaulan itu harus tetap berdasarkan norma,baik norma agama maupun adat istiadat. Saya juga bersyukur anakanak saya bisa menempatkan diri.Mereka yang tua bertindak sebagai kakak yang membimbing adik-adiknya untuk lebih baik.

Apakah posisi Percha saat ini karena menuruti keinginan Anda?

Terus terang saya tidak pernah memaksa anak saya Percha untuk menjadi seorang politikus.Percha bisa menjadi anggota DPD karena pergaulannya yang tidak terbatas,tapi tetap bernorma.Saya selalu tekankan kepada anak-anak untuk menjadi diri sendiri dan jangan terpengaruh kepada siapa pun. Dulu saat tamat kuliah, Percha saya tanya mau jadi apa. Apa mau jadi pengusaha, pegawai kantoran,atau mau jadi politikus.Saya kemudian memberikan gambaran dan pertimbangan,jika ingin menjadi pengusaha, gambarannya ini. Jika ingin menjadi pegawai, gambarannya ini dan jika ingin menjadi politikus,gambarannya ini.

Saya juga jelaskan,setiap profesi pasti ada risikonya.Saya ini kan latar belakangnya pengusaha,yang secara materi memang tidak ada kurangnya. Namun,bergelimang harta, ternyata bukan jaminan seseorang itu bisa bahagia dan puas.Kemudian,setelah saya menjabat sebagai bupati,saya bisa bahagia karena saya bisa berbagi dengan masyarakat. Pertimbangan-pertimbangan seperti itu yang saya utarakan kepada Percha. Setelah mendapat gambaran dari saya,akhirnya Percha memutuskan untuk menjadi politikus.Itu pilihan Percha sendiri dan saya tidak pernah memaksa dia harus jadi apa.

Ternyata,setelah menjadi anggota DPD RI,Percha lebih tertarik untuk menekuni dunia politik. Kematangannya berpikir dan wawasan yang terus diasah membuat Percha mampu mandiri dan berkarya di dunia politik.

Sekarang Bapak sudah sangat dikenal,terutama di Sumsel. Sukses dalam segala bidang. Kira-kira apa lagi obsesi atau harapan ke depan?

Obsesi ke depan, saya ingin lebih dikenal orang. Bukan hanya sebagai Bupati OKU Timur, melainkan juga karena prestasiprestasi yang diraih daerah ini. Karena itu, saya selalu berusaha bekerja keras untuk menjadikan kabupaten OKU Timur ini menjadi yang terbaik. Jika kabupaten ini menjadi yang terbaik, orang akan bertanya, siapa bupatinya. secara tidak langsung,orang akan mengenal saya. Itulah obsesi saya,bagaimana saya dikenal oleh banyak orang karena prestasi daerah.

Apakah jabatan bupati merupakan cita-cita sejak kecil?

Saya dulu selalu berpikir bagaimana menjadi orang yang sukses,tapi saat itu belum tahu saya mau jadi apa.Latar belakang saya ini seorang pengusaha, tapi ternyata bergelimang harta itu tidak membuat saya puas karena tidak bisa berbagi dengan masyarakat. Orang tua saya ini kanpesirah dulu,waktu ayah saya masih memangku jabatan pesirah,rumah kami itu sering didatangi pejabat, baik bupati maupun gubernur. Di situlah saya melihat orangorang terhormat itu bukan dari kepangkatan,melainkan dari perbuatan. Dari situ juga saya terobsesi untuk menjadi seorang pemimpin.Cita-cita saya yang sesungguhnya ingin berguna bagi orang banyak. Demikian catatan online Komunitas Blogger Indonesia tentang Bergelimang harta.

0 komentar:

 
Copyright © 2012 Blogger Info All rights reserved Mas Hari Daftar Isi
Sepeda Motor Injeksi Irit Harga Terbaik Cuma Honda Promo Member Alfamart Minimarket Lokal Terbaik Indonesia