Asosiasi Pengusaha Tambak Sulsel

Asosiasi Pengusaha Tambak Sulsel meminta pemerintah Sulsel mewaspadai masuknya wabah macrobrachium rosenbergii nodavirus (MrNV) yang menyerang udang galah. Sekretaris Asosiasi Pengusaha Tambak Sulsel Andi Thamsil mengatakan,wabah tersebut sudah menyerang beberapa tambak udang di Pulau Jawa. Besar kemungkinan akan masuk ke Sulsel jika tidak diantisipasi. Menurutnya, wabah itu hanya menyerang udang galah dan jenis ini masih kurang dibudidayakan di Sulsel.“Walaupun kurang banyak dibudidayakan di sini, kami khawatir penyakitnya menyerang udang lain,”ujarnya.

Rata-rata udang yang dikembangkan di Sulsel adalah jenis vaname dan udang windu. Karena itu, dia meminta pemerintah secepatnya melakukan pengawasan. Pasalnya, tempat pembudidayaan udang vaname, windu,dan galah sama-sama di air payau. Jika ditempatkan bersamaan, dipastikan akan menyerang udang lain. “Bisabisa produksi kami kacau garagara wabah ini,”katanya.

Tahun ini pemerintah Sulsel menargetkan produksi udang 22.000 ton, sedangkan 2013 nanti ditargetkan 32.000 ton. “Masalah itu bisa mengganggu kalau terlambat diantisipasi, ” paparnya. Sementara itu, Kepala BidangBudiDaya PerikananDinas Kelautan dan Perikanan Sulsel Sulkaf S Latief mengakui MrNV sudah menjadi wabah nasional.

Pemerintah Pusat juga sudah melarang penjualan udang galah. Karena itu,tidak mungkin masuk dan menyebar hingga ke Sulsel. Alasannya, udang tersebut sudah masuk karantina.” Kami jamin aman dan tidak akan mengganggu udang di daerah kami,”katanya. Pihaknya juga belum menerima laporan bahwa ada udang galah di Sulsel yang terserang penyakit tersebut.

Apalagi, petambak Sulsel jarang yang membudidayakan udang jenis tersebut. Makanya, penyakit itu tidak akan menyebar melalui budi daya lokal yang ada sekarang.” Kalaupun ada yang dibudidayakan, pasti bukan bibit, tapi ditangkap di sungai-sungai dan jumlahnya kecil,”ucapnya. Diperkirakan udang galah akan dilarang beredar cukup lama.Pasalnya,pemerintah belajar dari kasus herpes yang menyerang ikan koi.